Aku rasanya tak tahan lagi dengan jarak yang menjauhkan kita
, dengan rasa sakit yang tidak kau pahami , dengan ribuan hasutan banyak orang
agar tidak mempercayaimu , dengan teriakan hati yang masih ragu akan
kehadiranmu , dengan kata cinta yang selalu kau bisikkan itu , dengan semua
yang serba tak jelas ini , dengan jalan keluar yang tak juga kita temukan.
Aku tahu sayang , apakah langkah untuk mencurigaimu adalah
hal yang benar atau hal yang salah , mungkin aku merasa terlalu tolol dan bodoh
untukmu , aku lelah pada semua khayalan itu , pada janjimu untuk bertemu pada bayang
semu yang kau suguhkan , pada kata cinta yang mungkin saja bualan , pada ucapan
rindu yang masih abu-abu , pada rencana-rencanamu yang mungkin tak kupahami ,
pada maksud terselubungmu untuk mendekatiku kamu masih sangat buram dimataku ,
kamu menjelma menjadi awan kabut yang begitu sulit tersentuh matahari , kau
bangun dengan kemegahanmu sendiri , dan aku nyaman dengan segala yang tak pasti
yang kau berikan dengan berani yang
seakan semua terlihat bukanlah sekedar mimpi .
Kamu tidak lelah dengan jarak ini ? dengan setiap air mata
yang terjatuh , air matamu dan air
mataku yang tiba-tiba saja terjatuh padahal kita tak pernah bertemu sebelumnya,
tak pernah saling menggenggam tangan , tak pernah saling berciuman tak pernah saling bertatap mata , tak pernah
terlihat seperti pasangan normal lainnya .
Setiap kita bertengkar , kamu selalu membuat suaramu terdengar
seperti menangis dan parau aku tak tahu apakah benar diujung pulau sana kau benar-benar
meneteskan air mata yang sungguh-sungguh? Aku tak tahu drama macam apa yang kau
mainkan, tapi sekali lagi aku masih berada ditengah-tengah dalam keadaan sangat
mencintaimu tapi disisi lain sangat ragu padamu , dalam keadaan sangat
mencurigaimu tapi masih sangat ingin percaya bahwa semua sungguh nyata dan
bukan bualan belaka .
Aku ketakutan sayang . namun kau masih meyakinkanku . dengan suaramu yang tak terlalu berat itu memintaku bersabar lebih lama lagi.
Kamu pria yang selalu mempercayaiku untuk mendengar segala keluh kesahmu
mengenai Tugasmu itu , Kamu
meyakinkanku berkali-kali, bahwa pertemuan kita akan terjalin, cepat atau
lambat. Kamu selalu memintaku untuk bersabar menunggu, untuk setia menyimpan
rindu, sampai Tuhan Mengizinkan kita bertemu.
Kamu selalu memintaku untuk bersabar menunggumu
dikalimantan. Karena kamu akan datang membawa banyak sekali cerita dan membawa
banyak kenyataan yang dulunya hanya bisa kita bicarakan lewat telefon , membawa
pelukan , kecupan, rangkulan, dan membalas dendam pada jarak yang selama ini
menganggap bahwa kita akan kalah lebih dulu .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar