Sekarang aku harus membiarkan diri untuk bernapas tanpa
perhatianmu , aku mengawali hari , sambil menatap ponselku yang sepi tanpa
kabarmu , aku mencoba menerima kenyataan ini , aku hanya bisa mencintaimu dari
sini dan jika rindu , yang kulakukan hanya satu , membaca ulang pesan singkat
kita .
Pagi tadi , aku terbangun dengan langsung membersihkan
tempat tidurku dan mengurus banyak hal yang tak pernah kau tahu , dan sambil
tetap berharap kau menyapaku sedetik saja , entah mengucap “Halo” atau
mengingatkan agar tidak telat makan , atau mungkin berkata rindu setelah
beberapa hari tidak saling menyapa .
Abaikan itu semua , sayang . kau tahu sejak awal aku adalah
wanita yang tahan banting disakiti berkali-kali jika sudah terlalu mencintai .
menatap ponsel berkali-kali , berharap itu kamu yang mungkin saja sama rindunya
denganku. Sayang , kau tahu aku ini
gadis yang senang marah-marah tapi di dalam hati ini ada rindu yang ingin ikut
meledak dalam amarah . seperti janji-janji kita pada setiap percakapan telefon
, suatu hari nanti , entah kapan Tuhan mau inginkan hal itu terjadi , kita
pasti akan berpeluk secara nyata. Doa yang kusebutkan saat malam itu pasti
menemukan jawabannya dan jawabanya itu adalah kamu .
tapi aku tak tahu kapan
saat itu datang, aku tak tahu harus bersabar berapa lama lagi. Aku tak tahu
harus menunggumu sampai kapan lagi. Jemari ini telah lelah mencoba menyentuh hatimu yang dingin
. kaki ini telah tak sanggup lagi melangkah karena enggan kau bawa lari
jauh-jauh lagi , aku takut dipersimpangan jalan sana , kau akan meninggalkanku
, mengejar tujuanmu sendiri tanpa menyertakan aku dalam langkahmu.
Adakah kau
tahu sayang , gadis yang selalu menunggumu pulang ini tak akan secerewet ini
jika sehari saja kau kabari dia , kau sapa dia , kau beri sedikit ciuman meski
ciuman itu masih berbentuk emotcion dan tulisan .
Aku sendiri kesepian , aku kehilangan senyumku , senyumku
seakan-akan tergantung pada kehadiranmu , kau jauh disana entah sedang menyelamatkan
mimpi siapa , mungkin disana kau juga lupa ada yang diam-diam mendoakanmu,
mengangkat tanganya , menitikan air mata , saat berkali-kali namamu tak absen
dalam doanya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar