03 Januari 2015

Tanpa Kabar Darimu .



Sekarang aku harus membiarkan diri untuk bernapas tanpa perhatianmu , aku mengawali hari , sambil menatap ponselku yang sepi tanpa kabarmu , aku mencoba menerima kenyataan ini , aku hanya bisa mencintaimu dari sini dan jika rindu , yang kulakukan hanya satu , membaca ulang pesan singkat kita . 
 

Pagi tadi , aku terbangun dengan langsung membersihkan tempat tidurku dan mengurus banyak hal yang tak pernah kau tahu , dan sambil tetap berharap kau menyapaku sedetik saja , entah mengucap “Halo” atau mengingatkan agar tidak telat makan , atau mungkin berkata rindu setelah beberapa hari tidak saling menyapa . 


Abaikan itu semua , sayang . kau tahu sejak awal aku adalah wanita yang tahan banting disakiti berkali-kali jika sudah terlalu mencintai . menatap ponsel berkali-kali , berharap itu kamu yang mungkin saja sama rindunya denganku. Sayang , kau tahu aku  ini gadis yang senang marah-marah tapi di dalam hati ini ada rindu yang ingin ikut meledak dalam amarah . seperti janji-janji kita pada setiap percakapan telefon , suatu hari nanti , entah kapan Tuhan mau inginkan hal itu terjadi , kita pasti akan berpeluk secara nyata. Doa yang kusebutkan saat malam itu pasti menemukan jawabannya dan jawabanya itu adalah kamu . 

 
tapi aku tak tahu kapan saat itu datang, aku tak tahu harus bersabar berapa lama lagi. Aku tak tahu harus menunggumu sampai kapan lagi. Jemari ini telah lelah mencoba menyentuh hatimu yang dingin . kaki ini telah tak sanggup lagi melangkah karena enggan kau bawa lari jauh-jauh lagi , aku takut dipersimpangan jalan sana , kau akan meninggalkanku , mengejar tujuanmu sendiri tanpa menyertakan aku dalam langkahmu. 

Adakah kau tahu sayang , gadis yang selalu menunggumu pulang ini tak akan secerewet ini jika sehari saja kau kabari dia , kau sapa dia , kau beri sedikit ciuman meski ciuman itu masih berbentuk emotcion dan tulisan . 
 

Aku sendiri kesepian , aku kehilangan senyumku , senyumku seakan-akan tergantung pada kehadiranmu , kau jauh disana entah sedang menyelamatkan mimpi siapa , mungkin disana kau juga lupa ada yang diam-diam mendoakanmu, mengangkat tanganya , menitikan air mata , saat berkali-kali namamu tak absen dalam doanya . 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar